Connected Customer Sebagai Era Bisnis Baru Indonesia

Connected Customer Sebagai Era Bisnis Baru Indonesia

Dunia bisnis digital telah merambah seluruh lini kehidupan sehingga segala sesuatunya menjadi terhubung, atau bisa disebut connected customer.
   
        
Sumber: Pixelbay

Setiap perubahan yang terjadi pasti ada penyebabnya. Tanaman mati kekeringan karena tidak mendapatkan asupan air yang cukup. Konsumen saat ini juga telah mengalami banyak perubahan. Penyebabnya yaitu karena adanya suatu perubahan dan perkembangan teknologi. Dua penyebab inilah yang akan menjadi topik bahasan tulisan saya saat ini.

Apakah Anda tahu pengertian konsumen?

 
Menurut Philip Kotler (2000) dalam bukunya “Principles of Marketing”, pengertian konsumen adalah semua individu dan rumah tangga yang membeli atau memperoleh barang atau jasa untuk dikonsumsi secara pribadi. Dari pengertian tersebut, dapat kita simpulkan bahwa ketika kita membeli suatu barang, sebut saja pakaian, lalu menggunakan pakaian tersebut maka kita sudah dapat dikatakan sebagai seorang konsumen.

Ada banyak sekali alasan konsumen melakukan suatu pembelian barang atau jasa. Contohnya karena tuntutan kebutuhan manusia yang harus dipenuhi, terutama kebutuhan paling mendasar atau kebutuhan primer. Sandang, pangan, dan papan merupakan contoh kebutuhan primer yang sudah kita kenal sejak dulu. Akan tetapi, seiring berjalannya waktu kebutuhan konsumen semakin beraneka ragam. Adanya perubahan dan perkembangan teknologi lah yang memberi dampak besar pada hal ini.

Kini dunia telah berubah secara signifikan. Seperti yang telah kita ketahui, hampir seluruh negara di dunia sedang menghadapi pandemi Covid-19. Seluruh lini kehidupan mengalami hantaman keras bagai ledakan bom atom. Baik itu sektor ekonomi, sosial, politik, bahkan budaya pun mengalami banyak perubahan. Bahkan dari sisi terkecil struktur kehidupan manusia, individu pun merasakannya.

Manusia saat ini harus mampu beradaptasi dengan lingkungan yang baru. Adanya pandemi virus Corona membuat manusia harus selalu menjaga kesehatan dan kebersihan diri sendiri maupun lingkungan. Mereka harus rajin mencuci tangan dengan sabun, memakai masker, dan menjaga jarak dengan setiap individu lainnya minimal 1 meter. Awalnya Pemerintahan Indonesia juga telah menerapkan suatu kebijakan untuk mengatasi hal ini yaitu penerapan kebijakan lockdown seperti yang diterapkan oleh negara lain. Akan tetapi hal ini dinilai menghambat pertumbuhan ekonomi Indonesia sehingga Indonesia mengubahnya menjadi kebijakan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar). Seluruh kegiatan manusia harus dilakukan dari rumah, baik bekerja maupun sekolah. Mereka masih bisa beraktivitas seperti biasa asalkan menerapkan protokol kesehatan yang berlaku dengan baik dengan harapan akan sedikit memulihkan perekonomian. Meskipun demikian, hal ini juga masih belum memberi insentif baik untuk perekonomian Indonesia.


Adakah kaitannya dengan konsumen?
 

Adanya wabah besar ini membuat konsumen mengalami keterbatasan dalam dalam transaksi jual beli. Kapasitas pembelanjaan harian mengalami penurunan. Karena hal ini terjadi di berbagai tempat maka menyebabkan kurva demand pasar bergeser ke kiri atas kecuali pada beberapa produk seperti masker dan hand sanitizer yang mengalami peningkatan demand pasar secara tiba-tiba. Harga masker dan hand sanitizer pun melambung tinggi membuat dua perusahaan ini kaya mendadak.

Adanya perubahan ekosistem bisnis ini juga menyebakan teknologi berkembang pesat. Setiap start up berlomba-lomba menciptakan inovasi baru di bidang teknologi untuk menghadapi era pasar baru ini. Contohnya sektor e-commerce seperti Shopee, Bukalapak, Tokopedia, dan Lazada. Mereka tahu bahwa konsumen saat ini telah sangat bergantung dengan teknologi. Mereka selalu terkoneksi kapan saja dan di mana saja.

Merupakan hal yang tidak mungkin apabila masih ada orang yang masih belum pernah memiliki benda kecil ajaib, ponsel. Semua orang pasti punya dan sudah seperti menjadi kebutuhan dasar manusia. Hal inilah yang menjadi keuntungan besar bagi perusahaan e-commerce untuk melebarkan target pasar dan menjangkau konsumen baru hanya dengan bantuan ponsel.

Pernahkah Anda meyadari ketika suatu hari Anda melakukan pencarian suatu produk, misalnya sepatu, maka di hari berikutnya Anda akan mendapatkan iklan berbagai macam produk sepatu yang lucu-lucu? Hal ini bukanlah sesuatu yang baru bagi marketing suatu perusahaan. Mereka memanfaat data yang kita miliki lalu mengolahnya agar didapatkan target pasar yang lebih tepat. Kasus lainnya yaitu ketika kita mendaftar sebuah akun di suatu online shop hanya untuk melihat-lihat tren kacamata saat ini tetapi belum akan membelinya dalam waktu dekat. Hal ini dapat diubah oleh perusahaan tersebut agar Anda segera menjadi pembeli produk kacamata mereka dengan mudah.

Bagaimana hal tersebut dapat terjadi?


 Si perusahaan online shop akan segera melakukan aksi pemasarannya yaitu dengan mengirimkan email berisikan ucapan terima kasih atas pendaftaran membership Anda serta merekomendasikan beberapa produk kacamatan yang Anda inginkan. Selain itu mereka juga gencar-gencarnya melakukan pengiklanan, diskon, maupun promo potongan harga. Sehingga membuat Anda tergiur lalu segera melakukan pembelian dan menyelesaikan pembayaran. Misi perusahan berhasil.

Ketika seseorang menyukai suatu produk baru yang telah dibeli maka mereka punya kecenderungan untuk pamer atau menyebarkannya di sosial media. Apa yang mereka lakukan sangatlah menguntungkan perusahaan yang bersangkutan. Secara tidak dibayar, orang tersebut telah melakukan pengiklanan produk perusahaan tersebut. Membantu perusahaan untuk menjangkau pasar baru. Sehingga tanpa disadari pula, orang-orang akan tahu, tertarik hingga melakukan hal yang sama. Mereka akan melakukan pembelian dan merekomendasikan produknya pada orang lain. Hal inilah yang disebut dengan connected consumen.

Konsumen saat ini benar-benar telah terkoneksi secara menyeluruh karena adanya perubahan dan perkembangan teknologi yang memudahkan mereka melakukan banyak hal. Oleh karena itu, kita juga harus paham betul akan hal ini agar bisa memanfaatkan peluang yang ada untuk mulai berbisnis bagi yang ingin membuka usaha dan sebagai langkah pencegahan agar tidak tergiur melakukan pembelian barang yang tidak diperlukan bagi konsumen biasa. Jadi, kita harus mampu beradaptasi dan mengembangkan inovasi-inovasi baru untuk menghadapi kehidupan manusia yang selalu berubah. Just like seasons, everything changes. 

Terima kasih.
LihatTutupKomentar